Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Belajar Menyapih Anak dari Ibu

Kasih Ibu Tak Terbatas Zaman..


Assalamu’alaikum..

Kasih Ibu Kepada Beta, Tak Terhingga Sepanjang Masa..
Hanya Memberi, Tak Harap Kembali...
Bagai Sang Surya Menyinari Dunia...

Tentu sobat tidak asing lagi kan dengan Lyrik lagu ini? Lagu yang begitu menyentuh kalbu dan selalu sukses membuat  mata ini berkaca-kaca. Kasih Ibu Kepada Beta, Tak Terhingga Sepanjang Masa. Iya, memang benar adanya. Kasih ibu selalu ada sepanjang masa. Dari sejak dalam kandungan hingga anaknya berkeluarga, memiliki cucu, dst. Ibu selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada kita.

Saat telpon, ibu selalu menanyakan, "sudah makan belum, makan sama apa, sehat toh"?! Saat berkunjung ke rumah pun, beliau selalu sibuk dengan kerjaan rumah yang seharusnya menjadi tanggung jawabku hehe. Tak luput ibu selalu membawa banyak makanan, barang buat oleh-oleh untuk anaknya, padahal anaknya jarang membawakan oleh-oleh untuknya, hiks. Dan masih banyak lagi kebaikan yang ditorehkannya, aku pun tak mampu untuk menuliskannya satu persatu.

Tak cukup sampai di situ, saat aku berniat menyapih si kaka, ibu pun menawarkan bantuannya karena tentu menyapih itu bukan hal yang mudah juga. “Nduk, kalau mau nyapih si kaka, pulang ke kampung dulu aja, nanti ibu bantu gendong”, ucap ibu. 

Baca Juga : Belajar Menyapih Dari Ibu

Walau awalnya aku tak berniat pulang, tapi berhubung suami pergi ke luar kota dan sempet ngerasain nyapih setengah hari itu tak mudah, akhirnya aku mengiyakan tawaran ibu. Sebenarnya yang membuat tak mudah itu karena keterbatasan sabar yang ku punya juga , hiks. Apalagi Intensitas kita yang sering bareng, membuat si kaka minta mimik hampir setiap dua jam sekali. Mungkin si kaka juga bosen dengan kegiatan kita sehari-hari yang itu lagi itu lagi, akhirnya kalau sudah mentok, dia minta mimik :(.

Iya, setiap kaka minta mimik, aku harus selalu mengalihkan perhatiannya dan membujuknya yang lama-lama kadang bikin gemes juga. Yaa daripada kaka terpapar emosi ku terus menerus, mending aku minta bantuan ibu dan keluarga. Aku juga belum punya pengalaman akan ini, jadi lebih baik belajar dulu.

Namun satu prinsip yang aku pegang saat berupaya menyapih kaka, jangan menolak dan jangan menawarkan mimik sama kaka. Aku juga nggak mau pake metode jaman dulu dengan menakut-nakuti kaka dengan menambahkan sesuatu pada payudara (PD), mau itu obat merah, pahit-pahitan dan sejenisnya.

Aku takut dengan cara instan ini walau katanya ampuh dan lebih cepat, akan membuat kaka trauma dan menghilangkan kenangan indah selama 2 tahun selama menyusui kaka. Yang bisa kulakukan saat itu hanya mengalihkan perhatiannya saat minta mimik dan terus memberikan pengertian padanya.
Tak Terasa Si Kaka sudah 2 Tahun

Nah, penasaran sama proses penyapihan si kaka? Yuks ikutin saya terus :). Sebenarnya, saya baru pertama kali mencoba menyapih kaka pas H-1 menjelang hari lahirnya yi 12 oktober. Waktu itu ada kata-kata cukup ampuh yang bisa mengalihkan perhatian kaka udah tidak mimik. Pas kaka minta mimik saya bilang “kaka minta maaf dulu ya sama ummi? Pas kebetulan waktu itu kaka berbuat salah. Entah kenapa ko kaka langsung tersenyum malu, menggelengkan kepalanya dan akhirnya nggak jadi minta mimik. 

Baca Juga : Lima Hobi Yang Bisa Membuat Jiwa an Fikiran Sehat

Lalu saya ajak tidur siang dan saya usap-usap punggungnya..akhirnya kaka pun tertidur. Setiap terbangun resah, saya puk-puk dan usap-usap lagi dan kaka tertidur lagi. Setengah hari metode ini cukup sukses membuat kaka tidak minta mimik. Nah pas malam hari menjelang tidur sepertinya kaka nggak kuat nahan, kaka  nangis nggak mau diem minta mimik.

Ayahnya membujuk saya untuk memberi kaka mimik. “ummi, dikasih aja dah, malam ini saja, kan  besok mau pulang kampung, daripada kita semua nggak bisa tidur terus kesiangan?!, rayu suami. Iya memang besok paginya sekitar pukul 05.00 kita sudah harus on the way, aku pulkam dan suami ke luar kota.

Akhirnya aku mengiyakan permintaannya untuk menyusui si kaka. Aku susui sekali, habis itu aku menjauh dan ayahnya yang lanjut ngeloni kaka. Tiap jam kebangun tapi Alhamdulillah akhirnya kaka kembali tertidur setelah ayahnya menenangkannya.

Keesokan harinya pas di kereta, Alhamdulillah kaka masih ngantuk dan tidur kembali. Pas kebangun, kaka main dan di gendong Uanya yang kebetulan bareng kami pulang ke kampung. Plong..akhirnya kaka lupa nggak minta mimik. Eh..pas nyampe stasiun, naik mobil akung, baru ½ jam jalan, kaka inget mimik, hiks. Terus-terusan dia merengek, dan aku pun terus menenangkannya.

Seperti biasa aku keluarin tuh kata-kata andalanku, “kaka minta maaf dulu yaa sama ummi?”, Alhamdulillah setelah beberapa kali kuucapkan kalimat ini, kaka ndak jadi mimik dan akhirnya tertidur setelah ku alus-alus kepala, ku puk-puk pahanya, dan semakin lelap dengan ayunan mobil yang terus melaju :D

Nyampe rumah ibu, kaka kebangun, dan susah tidur lagi, hiks. Secara dia mau tidur kalau sambil mimik, lah ini kan lagi disapih, wkwk. Padahal umminya nguantuk bangeeet. Akhirnya kaka main sama ua lin, abah, ua rum, akung dan umminya pun bisa tidur :D 

Udah mendekati ashar kaka tetep nggak mau tidur padahal udah nguap terus. Akhirnya utinya (ibuku) menggendongnya dan menina bobokannya. Alhamdulillah berhasil, kaka tertidur pulas sampai menjelang maghrib dan nggak mandi, haha. Mau dibangunin, kasian kayanya nyenyak banget.

Baca Juga : Pelajaran Penting dari Pengalaman Pertama Melahirkan

Malamnya Alhamdulillah kaka sibuk main lagi sama keluarga. Nah ujiannya itu kalau mau tidur malam, pasti minta mimik. Akhirnya, malam ke-2 kaka susah sekali untuk tidur. Ibu udah bolak balik gendong tapi nihil, si kaka tak juga mau tidur. Sudah saya keloni juga tapi belum juga mempan. Setelah lelah main dan sangat ngantuk akhirnya kaka bisa tidur.

Tapi malam ke-2 ini seperti berat bagi kaka, hampir tiap jam kebangun lalu duduk dan menangis sekitar 5 menitan. “ummi..mimik mi, mimik mi...”, terus-terusan kaka minta mimik. Ya Allah akupun nelongso pengen nangis tapi kalau dituruti nanti nggak berhasil nyapihnya. Akupun berusaha untuk tegar sambil menenangkan kaka, kupeluk, kucium, kubelai, kubujuk terus sampai akhinya kaka tidur kembali. Sampai akungnya nggak tega dan membujukku untuk mengabulkan permintaan kaka. Tapi aku dan ibu kembali memahamkan akung, untuk tidak menyerah pada situasi, hehe. 

Keesokkan harinya Alhamdulillah kaka kembali ceria dan sibuk bermain :D. Saat inget dan minta mimik aku ajak kaka main ke rumah mbah uyut, bibi, mamang, pokoknya kaya full main dan silaturahiim. Soalnya kalau udah berduaan saja sama umminya dan bosan, pasti kaka minta mimik :D.

Tidur siang hari ke-3, ibu (utinya) yang gendong. Kalau siang cenderung lebih mudah si. Nah kendalanya memang di malam hari. Pun malam ke-3, pas malam sabtu. Ini malam terberat, si kaka kena flu, pilek, hidung tersumbat. Alhasil rewel, hampir tiap kurang dari satu jam kebangun dan menangis kencang cukup lama dan berulang. 

Mbah akung dan utinya sampe panik, ikutan kebangun dan menenangkan kaka, gantian gendong kaka. Nah tambah-tambah deh kaka minta mimik, apalagi kalau lagi nggak enak badan. “Ummi mimik mi, mimik mi, mimik...”, kaka terus merajuk dan menangis. Ya Allah, sungguh aku nggak tega mendengar rengekannya. 

Hampir saja aku menyerah tapi ibu kembali menguatkanku kala itu. Bahkan ibu yang lebih sering bangun dan menggendong kaka saat menangis, sampai kaka tertidur lagi dipelukkan utinya. Setelah kaka tertidur, lalu ibu menidurkan kaka tepat disebelahnya, bahkan ibu hanya mendapat tempat tidur hanya sedikit saja..ya Allah ibu, begitu sayangnya ibu pada cucunya :(.

Malam itu juga ada kejadian yang tak biasa. Saat kami semua tak bisa tertidur, ibu sholat malam dan baca qur’an sekitar jam 03.00. Keesokan harinya aku baru tau kalau semalam ada makhluk halus yang melintas di atas rumah ibu. Bapa dan ibu yang mendengar suaranya. Ibu tidak cerita padaku tapi cerita ke sodara pas telpon. Allahu’alam itu benar adanya atau tidak, tapi memang di kampung kejadian seperti itu beberapa kali pernah terjadi.

Hari ke-4, ke-5 di rumah ibu Alhamdulillah proses nyapih relatif lebih mudah dari hari-hari sebelumnya. Ya masih minta mimik si tapi lebih mudah diredam, karena udah tau polanya. Cara meredamnya yaa sama seperti hari sebelum-sebelumnya :D

Saat kembali ke perantauan, Semarang, kaka terkadang masih minta mimik. Yaa secara di Semarang kami seringnya berduaan saat siang hari pas ayahnya kerja tapi Alhamdulillahnya permintaan kaka cukup mudah untuk dialihkan. Sampai akhirnya proses penyapihan ini sukses, selama hampir 2 minggu sampe kaka benar-benar tidak minta mimik lagi.

Semoga dengan disapihnya kaka, kaka semakin mandiri yaa. Alhamdulillah, kaka juga jadi doyan makan sekarang. Pada akhirnya proses penyapihan ini membutuhkan kesabaran yang tak terbatas, mental ibu yang kuat, tidak mudah menyerah, berusaha untuk “tega” juga. InsyaAllah ini untuk kebaikan kaka juga. Toh Allah saat memerintahkan untuk menyapih anak pada usia 2 tahun tentu banyak manfaatnya. Yang terpenting kita sudah memberikan ASI terbaik kita selama 2 tahun ini.

Banyak-banyak berdo’a juga supaya dimudahkan, sehingga tidak banyak drama yang menguras air mata dari kedua belah pihak. Alhamdulillah, menurut saya, kaka cukup mudah untuk disapih. Ibu pun bilang begitu, “mending lho ini, anakmu baik, nggak terlalu susah pas disapih”. 

Selain itu beberapa bulan sebelumnya, perkuat bonding dengan anak, terus pahamkan kaka kalau nanti pas 2 tahun, kaka udah ndak mimik ummi lagi, sudah besar, sudah pinter, dll. Walau seringnya kaka menggelengkan kepala dan ogah-ogahan saat dipahamkan, tapi Alhamdulillah pas hari H dan kesananya kaka bisa paham ko.

Terimakasih ibu, semua tidak terlepas dari do’a dan bantuanmu. Dirimu memang bagai sang surya yang selalu menyinari dunia ini. Semoga ibu selalu diparingi kesehatan, barokah, kesejahteraan dan panjang umur yaa..Aamiin. 

Selamat Hari Ibu, untuk Ibuku dan Semua Ibu yang ada di dunia ini yang kasih sayangnya selalu menaungi kita semua sepanjang masa :* Nah itu Mba Chela dan Mba Noorma, ceritaku bersama ibuku. Tentu Mba Chela dan Mb Noorma juga punya kisah yang sangat mendalam bersama ibu kan? :)
 
Wassalamu’alaikum..



8 comments for "Belajar Menyapih Anak dari Ibu"

  1. Wah..aku nih yg masih drama menyapih.karena aku sama papanya belum sepemikiran

    ReplyDelete
  2. Dulu anakku pertamanya pake cara halus gtu, nda berhasil krn aku krg sabar. Dan akhirnya terpaksa kukasi propolis di put*ng soalnya giginya gupis dan lama2 bikin sakit banget.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah y Cha..berhasil menyapih dg sukses.. Alhamdulillah jg ada ibu & kelg besar yg sangat membantu..

    ReplyDelete
  4. terima kasih yaa mbak..

    salam buat Ibu. aku dulu pas nyapih malah didukung mertuaku, sampe disuwukke ke yaine, hahhaa

    ReplyDelete
  5. menyapih saat anak usia 2 tahun memang lebih susah dibanding saat anak masih bayi. Anak pertama dan keduaku berhenti asi sendiri begitu mamanya hamil, sedang anak ketiga yang agak baerat karena disapihnya saat usia 2 tahun... setiap ibu punya perjuangannya sendiri ya mbak... semangat..

    ReplyDelete
  6. Dulu pas nyapih nadia aku juga dibantuin mama say. Jaman itu masih LDRan ama suami jd kalo ada apa2 yg andalannya mama

    ReplyDelete
  7. Bahagia ya mbak akhirnya menyapihnya sukses meskipun dengan perjuangan dan bantuan ibunda. Dimanapun ibu memang selalu baik dan ihklas pada anaknya, dan lebih-lebih kepada cucunya :)

    Kalau saya tidak pakai acara menyapih mbak, jadi nggak ngerasain bagaimana perjuangan menyapih itu. Karena sejak anak saya bayi, ASI saya keluarnya sedikit dan akhirnya saya sambung sufor untuk seterusnya.

    Kalau dulu ketika ibu menyapih adik saya, seingat saya putingnya dikasih pahit-pahit gitu, hehe. Itu masih cara tradisional ya mbak. Mungkin dulu ibu nyapih saya juga seperti itu kali ya..

    Semoga ibunda sehat selalu dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT, aamiin..

    ReplyDelete
  8. Alhamdulillah berhasil menyapih ya. Bantuan ibu besar sekali bahkan di usia segini ya. Salam hormat untuk ibu ��

    ReplyDelete