Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ASI Ekslusif Itu Harus Kita Perjuangkan



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Haloo para bunda, para ayah, para calon bunda dan para calon ayah..apa kabar semuanya ? Kali ini saya ingin berbagi pengalaman ni tentang perjuangan saya dalam memberikan ASI untuk sang buah hati tercinta. Berawal dari keinginan saya untuk mendokumentasikan perjuangan dan pengalaman saya yang sangat berharga ini, ditambah keprihatinan melihat banyak  ibu pemula yang belum berhasil memberikan ASI secara ekslusif, akhirnya terbit juga tulisan ini. Pada kesempatan kali ini, saya juga ingin ikut  Menyemarakkan #PekanASIDunia yang jatuh pada tanggal 1 sampai 7 agustus, sekaligus ikutan Give Awaynya mbak Ira Guslina  yang bertemakan #ASIDanSegalaCeritaTentangnya. Semoga banyak orang yang dapat mengambil manfaatnya..Aamiin..


Setiap ibu pasti ingin memberikan nutrisi yang terbaik bagi buah hatinya. Begitupun dengan saya, seorang ibu baru yang baru saja memiliki anak satu. Kita semua mengetahui dan meyakini bahwa nutrisi terbaik bagi bayi kita yaitu Air Susu Ibu (ASI), bukan yang lainnya. Sayapun bercita-cita bisa memberikan Asi ekslusif selama 6 bulan, kemudian melanjutkannya sampai dua tahun. Namun tak semudah yang dibayangkan, memberikan ASI secara ekslusif bagi beberapa orang membutuhkan perjuangan yang kuat termasuk saya pribadi. Kadang, banyak ibu yang menyerah pada akhirnya dengan berujung pada pemberian susu formula. Berdasarkan data WHO, belum semua bayi di Indonesia mendapatkan ASI dengan baik. Menurut data Kementrian Kesehatan pada Tahun 2015, cakupan pemberian ASI pada anak usia 0-6 bulan baru mencapai 54,3%, jauh dibawah angka yang ditargetkan pemerintah yaitu dibawah angka 83%.

Berkaitan dengan pemberian ASI tersebut, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Kesehatan tentang Pemberian ASI Eksklusif yang tercantum dalam UU Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012. Disebutkan dalam Peraturan Pemerintah tersebut bahwa ’’ASI Ekslusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan tanpa mendapatkan makanan atau minuman lainnya’’.

Memberi ASI secara ekslusif pada awal-awal anak saya lahir bukanlah hal yang mudah layaknya seperti beberapa ibu yang lain. Secara, ASI saya keluar sedikit demi sedikit pada awal-awal kelahiran anak saya. Tidak seperti ibu dan nenek saya yang ASI-nya keluar sejak anak masih dalam kandungan berumur 7 bulan katanya. Akhirnya setelah saya sharing dengan beberapa orang dan baca-baca,  saya menyadari bahwa salah satu hal yang harus disiapkan oleh ibu hamil adalah pengetahuan dan edukasi tentang ASI. Awalnya saya berfikir sangat simple "Ah, semua akan berjalan secara alamiah, paling juga setelah bayinya lahir, ASI saya juga akan melimpah" gumamku dalam hati. Ternyata ? Oh.....Tidakk! Semua butuh pengetahuan, semua butuh perjuangan kawan-kawan! :)

Sebenernya saat kehamilan Trimester 1, Allah sudah memberikan petunjukNya untuk memperhatikan ASI. Waktu itu, saat saya mau meminjam perkap untuk pelatihan jenazah kepada seorang ibu, saya diberikan edukasi tentang perawatan payudara sejak awal kehamilan. Saya diajari teknik memijat payudara dengan menggunakan bahan minyak kelapa murni (VCO). Perawatan ini dilakukan saat pagi dan sore ketika sebelum rutinitas mandi dilakukan. Beliau bilang, berkat perawatan ini, ASI beliau keluar saat umur kehamilan 6 bulan dan beliau bisa meyempurnakan penyusuan ke-4 anaknya sampai 2 tahun..MasyaAllah. Beliau juga memberikan minyak kelapa murni (VCO) tersebut kepada saya saat itu. Saya pun bersemangat untuk melakukan hal yang sama seperti si ibu tersebut.

Semangat untuk perawatan payudara pun berangsur-angsur melemah, saya tidak konsisten melakukan perawatan tersebut secara teratur karena alasan klasik yaitu tidak suka berlama-lama dikamar mandi..he, kalau lagi sadar saja ni perawatan saya lakukan :) Dan ternyata, ibu kandung saya pun melakukan hal yang sama dengan ibu ini. Ibu saya pun saat hamil melakukan perawatan payudara dengan minyak kelapa, bedanya ibu saya melakukannya saat trimester 3. Tapi ya gitu, saya pun masih belum sadar bener akan pentingnya perawatan ini.. ibu bolak-balik ngomong tapi saya ngejalaninya kalau pas moody aja..he... Mungkin karena belum ngerti aja dampaknya nanti.. 

Perjuangan ASI Ekslusif  Pra Persalinan..
Kesadaran untuk memberikan ASI ekslusif sudah tertanam sejak awal kehamilan. Saya bertekad ketika anak saya lahir, anak saya harus IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan harus mendapat kolostrum dari ASI saya. Niat ini saya wujudkan dengan mencari bidan yang akan membantu persalinan saya yaitu haruslah bidan yang pro ASI, karena banyak juga bidan yang tidak/ kurang pro ASI. Salah satu ciri bidan yang tidak Pro ASI adalah ia menjajakan susu formula di tempat prakteknya,  ataupun hanya sebatas nempel poster (iklan) susu formula. Pas ketika itu saya sudah mantap dengan bidan A karena beliau adalah bidan senior. Eh.. tetiba ada tetangga yang baru lahiran cerita kalau habis lahiran dibidan A dan anaknya dikasih susu formula (Sufor) dengan alasan air susu ibunya belum keluar. Akhirnya saya galau dan berdiskusi dengan orang tua saya karena saat itu saya berencana mau melahirkan di kampung halaman . 

Saya bilang "Saya kurang sreg dengan bidan A, karena anak tetangga baru lahir dikasih Sufor", "Boleh gak ya loby bidannya, kalau saya maunya ASI saja?". 
Ternyata permintaan saya, memancing emosi ibu saya.."Udahlah nurut saja sama bidannya, beliau lebih ngerti daripada kamu. Beliau sudah jadi bidan bertahun-tahun sejak kamu belum lahir. Posisinya kalau nanti ASI mu belum keluar gimana? terus anak mu nangis terus gimana? tega kamu?! Pengalaman juga orang tua, susah banget si diomongin? ngertian juga orang tua!"..#Jleb banget lah dihati saya :(  

Sementara saya memiliki keyakinan dari referensi yang saya baca, bahwa ketika nanti ASI saya belum keluar sekalipun saat anaknya lahir atau ASI nya baru sedikit toh si anak masih bisa bertahan selama 3 hari menggunakan cadangan makanan yang ia bawa saat masih berada dalam kandungan. Tapi saya sudah ndak berani ngomong, secara situasi sedang panas. Akhirnya bapak mejadi penengah diantara kami "Kamu maunya gimana nok?". Saya menjawab "saya mau cari bidan yang lain saja"

Setelah itu, akhirnya saya mencari bidan lain yang ada di Desa saya. Namun, Allah mempunyai rencana yang lain, pembukaan saya ta kunjung bertambah dari bukaan 1 selama hampir 2 hari. Akhirnya saya dibawa ke Rumah Sakit dan di tangani oleh bidan Rumah Sakit. Alhamdulillah setelah induksi 1x dan  setelah saya memohon maaf dan do'a restu dari suami, ibu dan bapak dan keluarga yang lain, persalinan berlangsung secara normal dan lancar.

Perjuangan ASI Ekslusif Pasca Persalinan.. 
Alhamdulillah sesuai harapan diawal, pasca persalinan anak saya melakukan IMD dan belajar menghisap puting dengan baik. Saya pun sangat senang, pas nanya suami "emang ASI nya pas IMD tadi keluar yaa?". Beliau menjawab "iya". Alhamdulillah, saya pun bernafas dengan lega.."Anak saya mendapatkan kolostrum dari ASI pertama saya yang keluar" gumamku. Para bunda, kolostrum itu adalah ASI pertama yang keluar dari payudara kita diawal menyusui. Cairannya berwarna putih kekuningan dan kental. Cairan ini sangat penting untuk kekebalan tubuh anak kita kedepannya. So, pastikan anak kita mendapatkan cairan ini yaa..
Kolostrum (Sumber: www.republika.co.id)

Malam itu saya merasa tenang, karena anak saya berhasil menghisap puting dengan baik dengan durasi waktu cukup lama. Saya berfikir, mungkin ASI saya sudah cukup banyak. Hari ke-2, kami masih bermalam di R.S dan saat itu ibu saya juga ikut menemani kami bermalam. Herannya tiap beberapa menit sekali anak saya terbangun dan menangis. Tiap anak saya terbangun, ibu menyuruh saya untuk menyusuinya. Saya heran, perasaan baru disusuin ko minta mimi lagi ya. Paginya ibu bilang "Apa anak mu kurang mimi yaa? ko semalam sering terbangun dan nangis minta mimi..." Deg deg deg, kembali jantungku berdenyut kencang. Ku coba menjawab dengan tenang "Ibu, lambung bayi baru lahir itu sebesar kelereng, jadi kebutuhan bayi terhadap ASI itu masih sedikit bu". Alhamdulillah..ibu pun mau menerima pendapatku..
Sumber: (sumber : Informasi Mothercare dari Organisasi Wahana Visi Indonesia)
Saat hari ke-3 di R.S, si baby dijadwalkan untuk imunisasi Hb0. Saat itu saya panik kembali, haduuh kalau habis imunisasi kata orang-orang dan artikel biasanya panas ni dan kudu digencarin ASI nya.. gimana ni kalau ASInya masih sedikit ?. Pas cerita ke ibu, ibu malah bilang "udah... sekarang tanya ke dokter, susu formula apa yang paling baik buat si baby.." Haduuh saya jadi galau saat itu. Ditambah lagi pas cerita ke perawat yang mau mengimunisasi "mba, ASI saya masih sedikit, kalau habis imunisasi, anak saya panas gimana mba?". Eh, si mba malah bilang "dibantu Sufor aja mba dulu", gubraaakkkk dah :(. Alhamdulillahnya ada suami yang ngasih pencerahan, pas saya bilang "gimana Aa..kalau habis imunisasi anak kita panas"? Sufor aja gimana?''. Dengan tenang suami jawab "Bismillah.. semoga tidak panas", "kalau panas nanti kita cari donor ASI". Akhirnya saya pun tenang..dan benar, Alhamdulillah anak saya tidak panas..dan saya pun bernafas lega, ga harus nyari donor ASI  atau ngasih sufor..

 Perjuangan ASI Ekslusif Dari Hari Ke Hari...
Setelah tiga hari berlalu pasca persalinan, alhamdulillah ASI saya mulai lancar sampai kadang netes-netes. Ini mungkin manfaat dari pijat punggung yang dilakukan oleh paraji (sebutan untuk yang mengurus bayi dan ibu pasca persalinan). Kalau pas lahiran di kampung halaman, biasanya selama seminggu bayi yang baru lahir akan dimandikan paraji karena pusar bayi belum puput sehingga ada ketakutan dari keluarga si bayi kalau mengurusnya sendiri. Belum lagi semua belum berani untuk memandikan bayi kecuali Ayahnya. Tapi Ayahnya tidak bisa stanby karena harus bekerja di Semarang. Selain memandikan bayi, paraji juga bertugas untuk memijat ibunya. MashaAllah rasanya enak sekali, pegel-pegelpun berangsur-angsur hilang. Nah salah satu bagian yang dipijat adalah bagian punggung, dan secara ilmiah ‘pijat punggung’ ini biasa disebut ‘pijat oksitoksin’ yang memacu produksi ASI menjadi lebih banyak. Dan memang benar adanya, setelah seminggu dipijat, ASI saya terasa lebih banyak..Alhamdulillah.

Saya pun bisa bernafas lega setelah produksi ASI cukup banyak. Saya berfikir, ujian ASI telah berahir..namun ternyata belum kawan. Setelah dua minggu pasca kelahiran sang buah hati, ASI saya ndak lancar keluarnya (tersendat-sendat). Saya tahunya pas anak mimi, eh baru bentar mimi udah terlihat gemes saat ngisap puting dan ujung-ujungnya kalau sudah kaya begini, yang bisa menenangkan si kecil adalah menggendongnya. Hal ini selalu saya tutupi, supaya bapa, ibu, nenek, kakek, sodara tidak tahu. Karena saya takut, kalau ketahuan mesti disuruh disambung sufor. Tapi lama-lama yo ketahuan juga, secara mereka selalu ready disekitar saya dan dede bayi. Intensitas nangis yang cukup sering, yang menandakan dede bayi lapar.  Setiap bayi nangis, orang rumah selalu bilang “Cha, ayo disusuin anaknya!” baru bentar dinenenin, debaynya gemes ngisap puting seperti ASInya ga ngalir. Alhasil orang rumah ber-statment “ASInya ga keluar lagi kali, itu nangis tandanya masih kurang nenen”. Sayapun kembali dihantui kecemasan akan kurangnya ASI untuk anak saya.

Astaghfirullah..kembali dilema itu datang apalagi setelah dorongan ibu, bapa, nenek, kakek mulai menyarankanku untuk memberikan susu sambung (susu formula). Mereka tidak salah si, orang tua mana yang tega melihat cucu/ buyutnya sering nangis karena kelaparan. Tapi saat itu aku tidak langsung menyerah, apalagi suami yang selalu mjendorong “Neng Pasti bisa memberikan ASI ekslusif, ASI neng cukup untuk dede, ayo tetap optimis, ayo tetap semangat dan tetap berusaha”. Walau kami saat itu LDR-an, tapi hal ini tidak menjadi batasan bagi suami untuk tetap support ASI. Tiap hari kerjaan kami cari referensi gimana caranya naikin produksi ASI, tiap hari kami mendiskusikannya lewat telepon.

Semua upaya mulai saya lakukan, mulai dari memompa ASI untuk menstimulasi produksi ASI. Berdasarkan sumber bacaan yang kami baca, prinsip produksi ASI itu supply by demand, jadi semakin sering dipompa, semakin banyak ASInya. Awal-awal mompa ASI, saya hanya dapat 20 ml. Pesimis pun datang melanda, tapi disaat saya down, suami menyemangati “Ayo, mompanya yang teratur tiap berapa jam sekali, lama-lama pasti banyak”. Benar, apa yang dikatakan suami, akhirnya ASI saya lama-lama bertambah banyak, kadang dapat 50 ml, 100 ml, pernah juga 120 ml. ASI yang saya dapat, saya taro botol kemudian saya taro kulkas. Kalau pas mau nenen dan ASI saya macet, ASI dari kulkas kami keluarkan dan kami berikan dengan menggunakkan dot. Namun, ikhtiar ini pun belum sepenuhnya berhasil. Pernah suatu malam, dede bayi menangis, ASI saya macet dan stock di kulkas pun habis. Bingung, dilema, deg-degan, stress.. itu mungkin gambaran diri saya saat itu. “Stock ASI nya masih?”, ibu bertanya. “Habis bu..”, saya menjawab. “Bentar yaa, saya pompa dulu". Malam itu menunjukkan pukul 01.00 dini hari, saya mompa sambil nangis karena ASI tak kunjung keluar. Ya Allah, gimana ini...apa karena habis dinenenin jadi ASI nya ga mau keluar. “Bu..ASI nya ndak keluar..”, kata saya. “Terus gimana?’’, kata ibu..Akhirnya bayi kami hanya bisa kami gendong bergantian malam itu hingga akhirnya terlelap tidur.

Pagi harinya, ibu sudah tidak sabar dengan sikap saya. “Ibu, mau nanya ke saudara, susu formula apa yang baik untuk anakmu”. Kebetulan saudara punya anak balita yang sejak lahir pakai sufor karena ASI ibunya tidak keluar. Saya pun hanya terdiam namun hati saya menangis. 

Pas nyampe rumah, ibu langsung bilang “Si B dulu pake Sufor Nutri***, nanti habis kerja ibu mampir Alfa**** buat beli”. Aku masih terdiam dan tak terasa air mata pun mengalir...:(. Dalam hati hanya bergumam “Ya Allah, inikah akhir perjuangan ASI ku?”. Disaat gundah gulana, tangan ini masih ngutak ngatik hp, minta dukungan dari suami, “Tenang mi..pasti ada jalan keluar”, kata suami. Disaat genting seperti ini, tetiba sodara yang setiap harinya bantu saya ngurus dede bayi berujar “Cha, si C pas habis lahiran ASI nya ga ngalir, terus sama pihak rumah sakit dikasih susu SG* For Bunda dan setelah itu ASI nya banyak”. Ya Allah, berita ini cukup melegakkan hatiku seketika. Langsung saya loby bapak saat itu “Pak, Icha ga mau ngasih sufor buat anak icha, icha nyoba ikhtiar minum susu untuk ibu menyusui yaa?”. Akhirnya bapa menyetujui dan bapa meloby ibu.

Setelan Ibu Acc, saya pun segera meminta suami untuk mencarikan SG* For Bunda tersebut. Week End pas suami datang, ternyata susu tersebut susah dicari dan suami membeli susu untuk ibu menyusui dengan merk yang lain. Tenang rasanya dikala Week End, dikala suami datang, ada yang support dan menenangkan. Namun sayang, ahad sore suami harus berangkat kembali ke kota untuk mencari nafkah.

Pasca saya mengkonsumsi susu ibu menyusui tersebut, ternyata produksi ASI pun masih sedikit. Galau lagi, bingung lagi...fiuuh. Saya mencoba memanggil paraji untuk pijat punggung dan pijat payudara untuk melancarkan keluarnya ASI. Setelah di treatment dan dicheck paraji, beliau bilang kalau ASI saya banyak. Coba disusukan ke bayi nya sekarang katanya. Benar saja, pasca pijit, ASI saya mengalir lancar, dede bayi pun lama menghisap puting dan tidak rewel nangis. Beliau menyarankan saya untuk sering mengompres payudara dengan air hangat dan memijat payudara supaya tidak terjadi sumbatan yang menyebabkan ASI keluar tersendat-sendat. Alhamdulillah sayapun kembali tenang..dan berupaya melakukan apa yang dianjurkan paraji tersebut. Eh, malam harinya ASI saya kembali macet..Ya Allah, padahal sudah dikompres, sudah dipijit-pijit juga :(

Melihat anakku nangis dengan intensitas yang cukup sering, akhirnya bapa angkat bicara “Cha, bapak tahu ASI itu yang terbaik, tapi kondisinya seperti ini lho, ASI nya gak lancar, bayi nya lapar, icha tega melihat dede bayinya nangis terus karena lapar seperti ini?”. Ya Allah, ‘’Apa aku egois yaa?”, bismillah dengan berat hati akhirnya malam itu, akupun membelikan bayiku Sufor. Hati terasa menjerit dan rasanya mata ini tak kuat untuk tidak meneteskan air mata ketika dengan tanganku sendiri aku memberikan Sufor tersebut. Dan Qodarullah setelah bayiku meminum beberapa teguk, dia memuntahkan Sufor yang telah ia minum. Ya Allah, rasanya bahagia sekali hati ini, Allah menenangkan kembali jiwaku. “Tuh kan ibu, bapa dede bayi nya ndak suka dan dimuntahkan”, ucapku. Setelah kejadian ini, ibuku tidak lagi membujukku memberikan Sufor, karena beliau takut Sufornya kurang cocok untuk dede bayinya.

Tulisan dibelakang kemasan Sufor " ASI adalah makanan terbaik "
Akupun semakin gigih untuk meningkatkan produksi ASIku kembali, mulai dari minum Suplemen untuk memperlancar dan memperbanyak produksi ASI seperti susu SGM for Bunda; Asifit; Mother best; Lactamam; Lactofar; Habatus sauda dan Sari Kurma; sampai melakukan pijat oksitoksin, minum air rebusan kacang hijau, makan sayur-sayuran berwarna hijau, memompa Asi, mengompres dengan air hangat.

Saat itu intensitas nangis dede bayi yang cukup sering, selain karena faktor ASI nya yang tersendat-sendat, bayiku juga sedang mengalami sakit kulit dibeberapa bagian tubuhnya. Bisa jadi nangisnya lebih karena menahan sakit. Kadang saya sendiri bertanya-tanya, "Ya Allah anakku apa memang kurang ASI yaa"? Tapii suami selalu meyakinkan, sayang.., ASI nya cukup ko, kan memang kebutuhan dede juga belum terlalu banyak, dede sering nangis karena sakit kulit juga bukan karena kekurangan ASI, positive thinking yaa." Perkataan suami saya ini benar adanya, setelah bayi kami berumur 1 bulan, berat badannya naik 1,5 kg, hal ini mengindikasikan anak kami cukup ASI. Berdasarkan referensi yang kami baca, bayi itu menangis bukan hanya karena lapar, tapi juga bisa karena tidak nyaman seperti pipis, bab, sakit, bising, minta digendong, dll. Saya pun semakin mantap untuk memberi ASI ekslusif kembali.

Siang itu kejadian yang sama terulang kembali, bayi saya nangis, terus saya kasih nenen hanya sebentar terus nangis lagi. Saya kasih ASI perah dari stock yang tersedia di kulkas, dan banyi kami masih nangis. Setelah semua stock habis, ibu pun berkata "mungkin dede nya masih lapar." Akhir nya, ibu membujuk saya untuk memberinya Sufor kembali biar dede bayi tenang. Tanpa fikir panjang, saya pun langsung mengiyakan karena gak tega liat dia nangis terus. Setelah dikasih Sufor, dede bayi terdiam dan tidur. “tuh kan, tadi masih laper. Kemarin-kemarin mungkin Sufornya dimuntahkan karena ngasihnya sambil tiduran.”, kata ibu. 

Lama-kelamaan ibuku mulai paham karakterku dan keinginanku untuk ASI Ekslusif. Yang awalnya beliau keras dalam berkata dan bersikap, sekarang mulai ngasih ruang kebebasan dan mulai memahamiku. Suatu hari beliau berkata “Cha, nyimpen ASI perahnya yang banyak yaa biar nanti pas saat nenen ga lancar, banyak stock nya. Sufor buat alternatif terahir kalau sama sekali tidak ada ASI”. Seneng bangeet dengernya....

Pernah suatu hari, saya dan ibu sedikit sharing tentang ASI. Saat itu ibu bertanya “Cha, Sufor kan juga dibikin oleh para ahli, jadi nutrisi nya juga terjamin, kenapa icha ga mau pake sufor? Dulu kamu dan adek kakamu pas ibu kerja pakai Sufor”. Saya hanya jawab “ASI malah yang buat Allah SWT bu, Tuhan semesta Alam, jadi lebih bagus mana bu? He..he..”. dan ibu pun meng-iyakan jawaban saya :) 
 
ASI itu hak anak kita, jadi kita wajib untuk memperjuangkannya. Sudah sangat jelas perintah Allah S.W.T dalam qur’an surat Al Baqarah: 233 yaitu  "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". Begitupun disebutkan dalam qur’an surat Luqman:14 yaitu "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." Jadi menyusui selama dua tahun, bisa disebut sebagai bentuk maksimalnya perhatian orang tua kepada bayinya.
Sumber : duniasehat.net

Allah yang memerintahkan, berati selalu ada jalan untuk menyempurnakan usaha kita untuk ASI ekslusif. Kalau ibu-ibu yang lain pada bisa ASI ekslusif, kenapa kita tidak? Saya yakin semua ibu menginginkan ASI ekslusif untuk anaknya. Bukan karena ibu itu tidak mau, tapi lebih karena ada faktor lain yang menghalanginya, dan ibu itu pun tidak bisa berbuat apa-apa lagi dengan alasan faktor tersebut.

Kembali lagi ke tema ikhtiar saya untuk ASI ekslusif. Setelah saya melakukan serangkaian ikhtiar untuk meningkatkan produksi ASI, saya merasa semua ini belum membuahkan hasil yang optimal. Akhirnya saya dan suami memutuskan untuk mencari klinik laktasi sebagai ikhtiar selanjutnya. Setelah searching sana sini, klinik laktasi di Semarang hanya ada 1 yaitu di R.S St. Elisabeth. Sebagai seorang muslim saya merasa galau dengan pilihan ini. Tapi suami menguatkan “Sayang... bagi Aa ini sudah menjadi perkara darurat, anak kita lagi sakit dan butuh ASI yang cukup agar ia bisa lebih tenang dan bisa segera sembuh dari penyakit kulitnya”. Akhirnya saya pun menuruti apa kata suami. Setelah meloby orang tua, kami pun kembali ke Semarang.

Cuaca yang sangat panas di Kota ini, membuat bayi kami semakin tidak nyaman. Hampir tiap beberapa menit menangis meraung-raung, seperti menunjukkan sebuah kesakitan yang sangat luar biasa. Penyakit kulit yang belum sembuh total, malah bertambah-tambah dengan munculnya bisul dikepala dan telinga yang semakin hari semakin membesar. Ditambah kondisi ASI yang masih tersendat-sendat, menjadikan bayi kami semakin tidak nyaman yang ia ekspresikan dengan menangis.

Akhirnya, keesokan harinya kami bertiga (saya, suami dan anak) berangkat ke klinik laktasi. Sesampai disana, saya bercerita kondisi ASI saya yang keluarnya tersendat-sendat. Kemudian melalui serangkaian pengecekkan payudara, perawatnya bilang “ASI ibu banyak kok, mungkin posisi menyusuinya yang belum benar sehingga ASI tidak keluar secara maksimal”. Setelah itu, saya pun diajari cara menyusui yang benar yaitu dengan menempatkan perlekatan mulut bayi harus ada diaerola, bukan diputing, perut bayi ketemu perut ibu, dll. Namun karena kondisi bayi saya yang sedang sakit dan ada bisul dikepala saat itu, proses belajar menyusui pun tidak berlangsung secara optimal. Aura diri saya yang kelihatan cemas tertangkaplah oleh perawat tersebut “ibu banyak fikiran yaa?”. “Iya mba”, jawab saya. “Nah ini salah satu penyebab ASI ibu tidak keluar secara maksimal. Jangan stress bu, yang tenang. Cari solusi terhadap apa-apa yang menjadi fikiran ibu saat ini”, kata mba perawatnya. 

Banyak fikiran ternyata dapat menghambat produksi ASI. Jadi teringat masa awal-awal pasca persalinan. Masa-masa itu terasa berat sekali rasanya, seperti luka jahitan yang masih terasa sakit, tiap hari begadang karena bayi tidur tidak nyenyak dan nagis terus, ditambah budaya daerah yang tidak membolehkan tidur sebelum jam 12 siang padahal mata dan badan terasa lelah. Sedangkan menurut teori yang saya baca, istirahat yang cukup dapat meningkatkan produksi ASI. Selain itu juga dorongan untuk memberikan Sufor serta kondisi bayiku yang sakit semakin membuatku tertekan. Jadi managemen stress juga perlu diperhatikan yaa bunda-bunda. Jangan sampai dah kita terkena syndrom baby blues, yang dampaknya akan menghambat produksi ASI kita. 

Pas mulut bayi saya diperiksa mba perawatnya, terlihat lidah anakku sangat putih dan tebal. Kemudian spontan mba perawatnya bertanya “Ini kenapa lidah anak ibu putih tebal kaya begini? Ini jamur. Ibu memakai dot yaa?”. “iya mba”, jawab saya. “Nah ini yang bikin lidah anak ibu putih, dot yang tidak steril menyebabkan jamur mudah tumbuh didot dan berpindah ke lidah anak ibu. Produksi ASI ibu juga tidak maksimal jadinya. Ganti media dot dengan media lain seperti cup feeder, sendok, gelas, dll supaya anak ibu tidak bingung puting". Prinsip kerja dot dan puting sangat berbeda. Saat memakai dot, bayi tidak memerlukan upaya keras untuk menghisap, air susu pun sudah keluar. Sedangkan puting, perlu upaya menghisap yang keras supaya ASI keluar. Sehingga yang ditakutkan, bayi lebih suka memakai dot yang gampang daripada menghisap puting. Lama kelamaan produksi ASI menurun karena puting jarang dihisap, karena prinsip kerja ASI adalah semakin sering puting dihisap, produksi ASI semakin banyak.

Ada hal berharga yang saya temui ketika saya berada di klinik laktasi tersebut. Saya bertemu dengan seorang ibu yang sedang treatment ASI ekslusif. Bayi si ibu tersebut sejak lahir sampai usianya 1 bulan belum pernah disusui ibunya, karena pasca melahirkan ibunya masuk ruang icu disebabkan hipertensi. Secara otomatis si dede bayi hanya mengenal dot dan tidak mengenal puting sama sekali. Saat itu di klinik laktasi, si dede bayi sedang dikenalkan puting ibunya supaya mau menghisap sehingga secara perlahan air susu ibunya keluar. Beliau rutin bolak balik R.S untuk melakukan treatment ini. Keren ikhtiarnya...si ibu ini tidak menyerah pada keadaan dan secara konsisten treatment NgASI. Ujian ASI saya tidak seberat beliau, jadi saya harus lebih semangat. 


Saat nyampe rumah pasca dari klinik laktasi, ada tetangga rumah yang menengok bayi kami. Tetangga kami membawa anaknya saat itu, dimana usia anaknya tidak jauh dari usia anak kami. Saya merasa iri, saat melihat anak tetangga menyusu pada ibu nya dengan durasi yang cukup lama. Spontan saya bertanya “ASI nya banyak yaa mba? Caranya gimana biar ASInya banyak?”. Tetangga saya jawab “Iya mba, Alhamdulillah banyak..pasca melahirkan saya pijat oksitoksin dan payudara oleh perawatnya”, kata beliau. Oh..begitu ucapku

Malam hari yang sunyi-senyap plus gelap karena mati lampu, ditambah hujan yang deras menjadikan saya semakin mellow. Saat melihat wajah anak saya yang tertidur tidak terlalu pulas, saya menangis..saya sedih..saya berdo’a “Ya Rabb, hamba ingin anak hamba seperti anak tetangga tadi, bisa menyusu sepuasnya pada ibunya. Yaa Rabb, hamba ingin anak hamba tertidur pulas saat menyusu sama saya yaa Rabb. Yaa Rabb, sehatkan anak hamba layaknya anak-anak yang lain..Aamiin Yaa Rabbal’alamiin"

Setelah proses yang cukup panjang, ASI ku pun perlahan mulai lancar dan banyak. Alhamdulillahirrabbil’alamiin saya bisa ASI Ekslusif 6 bulan walau pernah dua kali ngasih sufor karena terpaksa..he..Sekarang usia anak saya sudah hampir 10 bulan, semoga saya bisa menunaikan amanah menyusui ini sampai 2 th..Aamiin. Semua tidak terlepas atas Rahmat Allah S.W.T dan dukungan serta Cinta dan Kasih Sayang dari suami tercinta..beliau bener-bener ayah ASI banget lah he..he. 
My Little Girl "Kamila Dzakiya Rabbaniya" :*


Menyusui itu memang memerlukkan semangat yang kuat. Setelah berhasil ASI ekslusif, kita pun harus tetap berjuang untuk menyempurnakan penyusuan sampai 2 tahun. Dalam proses menyempurnakan penyusuan pun, tak lepas dari ujian..jadi memang dibutuhkan semangat yang membaja dalam setiap perjalanannya. Ujiannya macem-macem, misal ketika anak sudah tumbuh gigi, anak secara spontan menggigit puting ibu dan kadang bagi beberapa ibu menyebabkan puting lecet, berdarah, keluar nanah, bahkan ada yang seperti hampir putus. Banyak ibu yang berguguran karena ujian ini dengan akhirnya memberikan Sufor. Ujian lainnya, saat fase grow spurt (percepatan pertumbuhan), biasanya anak akan nempel terus ni ma puting kita, mpe rasanya badan kita ni ga bisa berubah posisi dan terasa sangat pegal :). Kemudian dimanapun, kapanpun, sama siapapun kita mesti ready menyusui, dll. Nah, kalau motivasi dan mental kita ga kuat, kemungkinan untuk menyerah sangat mungkin terjadi. Jadi mari kita nikmati saja semuanya yaa bunda, dan mari sering-sering berdo'a biar kita bisa menyempurnakan penyusuan ini.

Allah SWT memberikan ujian tentunya tidak akan melebihi kemampuan kita. Yang selalu saya yakini adalah Menyusui itu fitrah, Allah sudah memberi fasilitas yang sempurna dalam diri perempuan yaitu berupa payudara dan pasti semua perempuan mampu melakukan itu. Hanya saja Allah menguji masing-masing perempuan itu dengan ujian yang berbeda-beda. Ada yang ASInya lancar, ada yang tersendat-sendat, ada yang putingnya masuk kedalam, dll. Namun ketika halangan itu muncul, janganlah cepat menyerah pada keadaan, lakukan ikhtiar terbaik kita! :) Yakinlah kita pasti bisa memberikan ASI terbaik buat anak kita, yakinlah kita bisa ASI ekslusif dan melanjutkannya sampai 2 tahun, kecuali setelah kita berusaha, Allah berkehendak lain atas usaha yang sudah kita lakukan.
Ujian yang Allah hadirkan pada diri seseorang, merupakan  salah satu stimulus (jalan) yang Allah tunjukkan agar kita bisa  memperkaya diri kita dengan banyak pelajaran yang berharga
Pelajarannya adalah..
Allah ingin melihat kesungguhan saya untuk memperjuangkan ASI ekslusif
Allah ingin menunjukkan bahwa menjadi ibu itu butuh perjuangan
Allah ingin menguji apakah kami benar-benar sudah siap untuk menjadi orang tua yang baik
Namun satu hal yang harus diingat, menyusui itu adalah fitrah setiap perempuan
Semua perempuan pasti bisa menyusui dan memberikan nutrisi terbaik buat anaknya

Untuk para ibu, teruslah berjuang sekuat tenaga untuk tetap memberikan ASI ekslusif bagi ananda. Awalnya saya merasa hanya saya yang diuji seperti ini, ternyata banyak juga yang diuji dengan ujian serupa. Kebanyakan memilih menyerah karena ASInya macet, akhirnya disambung dengan sufor bahkan ada yang akhirnya sufor ekslusif. Saya percaya mereka sebagai seorang ibu sebenarnya ingin memberikan ASI terbaiknya, namun mungkin karena ketidaktahuan , atau mungkin karena kurang mendapat dukungan dari keluarga, atau karena ada alasan medis, dll akhirnya mereka belum bisa memberikan ASI secara terbaiknya. Allahu’alam bi showab. Semoga Allah memudahkan para bunda untuk memberikan ASI terbaiknya dan Semoga kita diberikan kesabaran, kekuatan dan keistiqomahan untuk memberikan ASI ekslusif  dan menyempurnakannya  sampai 2 th. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin
Semoga Kelak Anakku Bisa Wisuda sampai S3 ASI ( Sumber: alumongga.wordpress.com)
 
Jangan coba-coba untuk tumbuh kembang anak..
Mari memberikan nutrisi terbaik buat anak kita..
ASI Ekslusif Itu Harus Kita Perjuangkan! :)

Inilah Cerita Perjuangan Saya Mengenai #ASIDanSegalaCeitaTentangnya. Lalu, bagaimana dengan cerita anda?
#PekanASIDunia
#KarenaBerbagiItuIndah

Tulisan ini diikutsertakan dalam Give Away #ASIDanSegalaCeitaTentangnya




5 comments for "ASI Ekslusif Itu Harus Kita Perjuangkan"

  1. Salah satu kenikmatan sebagai Ibu adalah bisa menyusui anak-anaknya sendiri, meski banyak juga Ibu2 yang bermasalah dengan produksi ASInya. Semoga semua Ibu diberi kemudahan memberi ASI untuk anak-anaknya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin..
      Iya mba, kenikmatan yang luar biasa bisa menyusui anak, serasa sangat dekat dengan anak mba. Semoga para ibu yang lain juga dimudahkan dalam memberikan ASI untuk putra putrinya..Aamiin

      Delete
  2. bikin mbebes mili bacanya, teringat perjuangan masa itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. masa sih... namanya juga pengalaman yg dijalani sendiri. terlalu indah untuk dilupakan

      Delete
  3. Iya support orang terdekat sangaat diperlukan mba
    makasih mba ira, sudah berkenan mampir :)

    ReplyDelete