Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apapun Kondisi Kita Saat Ini, Jangan Lupa Untuk Bersyukur




Assalamu’alaikum sobat,
Sobat tentu sering mendengar quote yang cukup menginspirasi “Jangan Lupa Untuk Bahagia yaa”. Simpel tapi bermakna. Aku jadi terinspirasi untuk membuat tulisan yang serupa “Jangan Lupa Untuk Bersyukur yaa”. Kali ini ada makna dari sebuah peristiwa yang ingin aku ikat dengan kalimat ini. Sebuah peristiwa yang membuka mata batin dan menjadikan ku termenung dibuatnya.

Minggu kemarin (24-28/11), aku diberi kesempatan Allah untuk mondar mandir mengambil hikmah di Rumah Sakit. Ya, awalnya suami dirawat karena harus operasi gigi disana. Kemudian lanjut nungguin sodara yang sakit. Walau kata suami, operasi gigi merupakan operasi ringan, tapi bagiku tetap saja yang namanya operasi selalu menyisakan rasa takut. Takut nanti begini, nanti begitu. Apalagi sejak selasa (22/11) suami sudah masuk R.S. Dia sendiri disana dan aku tak bisa menemani, karena anak masih kecil dan tak ada yang jagain anak. Tepat hari kamis (24/11), suami operasi, Alhamdulillah ada adek kelas yang bisa nungguin saat itu. Pukul 11.30 beliau chat, “abi berangkat dulu ya”. Tetiba mata berkaca-kaca, “Ya Allah, jaga dan selamatkan lah suami hamba, semoga operasinya berjalan lancar”, batinku. 

Aku mencoba untuk tenang siang itu. 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam berlalu, tapi tak ada kabar. WA dan BBMnya juga tidak aktif, haduh ada apa ini? Perasaan pernah nungguin sodara yang operasinya lebih berat, ndak lama kaya begini. Batin dan pikiran mulai berkecamuk tak karu-karuan, prasangka buruk mulai muncul tak dapat dibendung. Astaghfirullah, Laa haula wala quwwata illa billah. Ku coba terus berdzikir, menenangkan jiwa. Pasca sholat ashar, aku dan si kecil segera melaju menuju R.S. Sembari berdzikir dan berdo’a, ku pacu motor beat ku dengan hati-hati. Ku lihat dan ku peluk si kecil yang ku gendong didepan, Alhamdulillah dia tenang. Sepertinya dia ikut merasakan kekhawatiran yang dirasakan umminya. Sesampainya di R.S, sembari mencari parkiran, ku lihat didepan ku ada mobil jenazah meluncur keluar. Deg..deg..deg, jantungku berdegup hebat! Astaghfirullah pikiranku benar-benar ndak karu-karuan saat itu.

Langsung ku menuju lobi R.S, ku sms sodaraku yang saat itu sedang mengantar sodaranya kontrol. Setelah anakku ku titipkan padanya, aku bergegas mencari ruang opname suami. Saking kalapnya saat itu, bolak balik tanya sana sini, namun ruangan tak kunjung dapat ku temukan . Sampai akhirnya, setelah cukup lama muter-muter, alhamdulillah aku menemukannya. Ku buka pintu, ku lihat wajah suamiku yang terlihat lelah. Ku lihat sisa darah operasi diantara bibirnya masih terlihat segar “Ya Allah kasian sekali suamiku”, ucapku. Ku cium tangan dan rambutnya. “ndak apa-apa ummi, abi baik-baik saja”, ucapnya lirih sembari tersenyum. “Ya Allah, dalam kondisi seperti ini abi masih bisa tersenyum?, ungkapku kembali. Beliau cerita, tadi ndak bisa kasih kabar, karena hpnya jatuh saat masuk ke ruang operasi. Operasi berlangsung selama 2 jam, kemudian nunggu 1 jam sampai tersadar di ruang operasi lalu dibawa keruang opname. “Sakit ndak abi?”, ucapku. “ndak sakit”, jawabnya. “Lah itu darahnya masih mengalir dari bekas operasi, beneran ndak sakit?", tanyaku lagi. “ndak ummi, beneran”, jawabnya lagi. Alhamdulillah, aku sedikit lebih tenang mendengar jawabannya.

Saat melepas rindu dengan suami, tetiba terdengar rintihan kesakitan dari balik kain penutup disebelah tempat tidur suami. Kata suami, dia seorang pemuda berusia 21 tahun yang terkena kanker darah (leukimia). Pemuda tersebut semalam habis kejang (step) tak terkendali sehingga kaki dan tangannya harus ditali. Pemuda tersebut kondisinya drop, setelah tindakan kemosintesis yang ke-3. Akhirnya proses kemo harus dihentikan sementara, sampai kondisi tubuhnya kuat. Masih ada 5x lagi kemosintesis yang harus dia lalui, pada tahap satu ini. Dan tindakan kemo ini akan berlangsung selama 2 tahun kedepan, dengan jeda waktu tertentu. Ya Allah, aku bener-bener ndak tega setiap kali dia merintih kesakitan saat akan BAB, BAK, saat akan menggerakan tubuhnya. Tubuhnya terkulai lemah tak berdaya dikasur . Sempat aku melihatnya, saat aku kembali dari kamar mandi. Ya Allah, tubuhnya kurus, muka nya menghitam akibat kejang semalam.

Ya Allah bi, bisa ndak yaa dia bertahan? Perjuangannya masih panjang tapi dia sudah lelah sekali sepertinya”. Apalagi kanker darah, darah kan mengalir ke seluruh bagian tubuh yaa, berat ngobatinnya bukan?”, ungkapku. “Kita do’akan saja mi”, jawab suami. Tak ada makanan yang masuk, karena efek kemosintesis membuat mual dan muntah. Ditambah diare yang menerpa, membuat tubuhnya semakin lemah. Hanya segelas susu dan cairan infus yang menopang tubuhnya untuk tetap bertahan. "Ujian yang menimpa kita belum ada apa-apa nya ya abi?", ungkapku. "Iya, makanya Jangan Lupa Untuk Selalu Bersyukur apapun kondisi kita saat ini, karena masih banyak orang lain yang ujiannya jauh lebih besar dari kita", jawab suami.

Malam jum’at, aku dan anakku menginap di tempat sodaraku dirawat. Pengawasan disana tidak terlalu ketat, karena diruang VIP sehingga aku bisa mengajak anakku yang masih kecil tinggal disana. Semua ku lakukan, supaya bisa bolak balik nengok suami yang dirawat di R.S yang sama tapi beda ruangan. Malam itu sulit rasanya mata terpejam karena tak tenang, walau ruangan sangat nyaman dan sunyi. Menjelang subuh beberapa kali terdengar berita pasien dalam kondisi darurat di R.S tersebut dari pengeras suara . Sontak aku yang baru tidur beberapa jam saja, langsung terbangun dan tak bisa tidur lagi. Sampai akhirnya ku memutuskan untuk bangun menunggu waktu sholat subuh pukul 04.00. 

Melihat beberapa orang yang sedang diuji sakit, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Mendengar informasi pasien darurat bahkan meninggal dari pengeras suara yang dipasang diruang-ruang. Mendengar sirine mobil ambulance berkali kali. Mendengar rintihan pasien yang kesakitan, membuatku belajar satu hal: Jangan Lupa Untuk Selalu Bersyukur Cha! Nikmat hidup sehat itu masih bisa engkau rasakan sampai saat ini. Kalau kata ibu, sehat itu yang utama, nikmat yang tak ternilai. “Ayo abi, mulai sekarang kita hidup sehat yaa. Kurangi makanan  instan dan mulai olah raga pagi”, ajakku pada suami. MasyaAllah, Allah memang selalu punya cara untuk mengingatkan hambanya. Terimakasih yaa Allah :)

17 comments for "Apapun Kondisi Kita Saat Ini, Jangan Lupa Untuk Bersyukur"

  1. Dzikrul maut yang kadang paling ampuh adalah ketika kita dihadapkan didepan orang yang sedang sekarat. dan rumah sakit salah satu tempatnya.

    Semoga kita lebih bersyukur dalam segala halnya. dan semoga Allah ridho dengan segala aktifitas kita didunia

    ReplyDelete
  2. Bersyukur hrs dilakukan baik sehat ataupun kala sakit ya mbak.pasti abinya beruntung punya istri solehah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mb, setiap saat harus bisa bersyukur yaa mba :)

      Delete
  3. Semoga lekas pulih lagi ya mbak suaminya, baik sakit dan kesenangan 22nya adalah ujian, syukur dan sabar kuncinya 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya bener mb vit, syukur dan sabar adl kunci yg utama dlm hidup :)

      Delete
  4. Syafakallah.. Semoga suami segera sembuh ya mbak Icha..
    Btw, operasi gigi krn apa mbak? Geraham bungsu ku jg tumbuh miring nih. Sempat disarankan operasi. Tapi masih blm berani.. Hiks hiks...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, jazakillah de flo :)
      Karena Kista Gigi de sama gigi mati. Katanya gigi nya bernanah jadi terasa asin di mulut. Akhirnya gigi depan dicabut, 2 geraham mati juga dicabut. De flo nunggu melahirkan dulu saja biar tenang.

      Delete
  5. Semoga mereka yang sakit diberi kesembuhan segera, aamiin..

    Setuju banget, kudu bersyukur dengan apa yang ada di hadapan saat ini.

    Btw aku jd inget perjuangan ibu mertuaku melawan kanker.. 😭😭 pasca kemo itu menyakitkan banget katanya.. Alhmd sekarang sdh sehat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, iya mba sangat menyakitkan kemo itu, hanya org2 yg sll sabar, syukur dan happy yg bisa melaluinya dengan baik

      Delete
  6. Semoga lekas sembuh suaminya ya mbk

    Insyaallah selalu syukur dlm kondisi apapun. Aku baca sambil mewek ik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasih mb wahyu.
      Cerita nya mmg bikin sedih :(

      Delete
  7. Semoga mas Heri cepat pulih ya mba, semoga kita diberi kesehatan dan syukur yang berlimpah aamiin..

    ReplyDelete
  8. Bersyukur, ikhtiar, dan pasrah. 3 Kata yang saat ini benar-benar sedang aku coba praktekkan juga, Mbak :)

    ReplyDelete
  9. smeoga lekas sembuh mba suaminya dan mba juga senantiasa sehat untuk hadapi semuanya, jangn lupa bahagia :)

    ReplyDelete